Jumat, 13 Juni 2008

Genre Film Nuansa Religi, Sebuah Asa Sineas Indonesia

Oleh : Dadan Rusmawan

Beberapa hari lalu, “Audisi Bintang Film Ketika Cinta Bertasbih” digelar rencananya audisi ini akan digelar di sembilan kota untuk mendapatkan lima pemeran tokoh Azzam, Eliana, Furqon, Anna dan Husna, ujar Heru Hendriyarto, produser SinemArt Pictures, Kamis pekan lalu, di dalam jumpa pers di Jakarta.

Hal ini dilakukan setelah ditekennya MOU antara Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy) penulis novel deng judul yang sama, dengan pihak produser film, dimana di dalam MOU itu, Kang Abik sendiri-lah yang memilih para aktris dan aktor Film Ketika Cinta Bertasbih. Hal itu, diungkapkannya dalam dalam acara Seminar Pergaulan Islam Manarul Ilmi Expo 2008 hari jumat (29/02) silam.

Menurut Kang Abik, ia tidak ingin kejanggalan antara novel dan film terjadi kembali, seperti dalam film Ayat-Ayat Cinta, dimana Pertemuan Fahri dan Maria itu tidak disengaja… entah kenapa di film terlihat pertemuan yang disengaja.”

Kang Abik menginginkan artis yang didalam film dan diluar film nantinya berjilbab. Jadi harus berjilbab syaratnya. Dia juga harus bisa mengalahkan Rianti Cartwright atau Luna Maya. Bahkan Kang Abik juga mengajukan LDK supaya menyediakan 3 ikhwan dan 3 Akhwat untuk dicasting sebagai pemain Ketika Cinta Bertasbih. Kemungkinan keenam pemaian yang dicasting akan memerankan tokoh sentral Azzam, Anna Althafunnisa, Eliana dan Furqan. Ntar Kang Abik sendiri yang akan mencari pemain-pemainnya dan akan menjamin kualitas dari pemain terpilih tersebut, jelasnya.

“Film Ketika Cinta Bertasbih” walaupun masih dalam proses. Namun semua pihak dalam pembuatan film ini berharap (bermimpi) semua orang yang ingin menghadirkan sebuah film yang baik bukan hanya dari sisi cerita, tetapi juga keteladanan para aktornya.

Menurut pihak “Film Ketika Cinta Bertasbih”, mereka tidak main-main dalam rencana pembuatan film dakwah ini.

Semoga per-film-an Indonesia bangit kembali setelah cukup lama tenggelam, dan menyuguhkan hiburan yang mendidik, bukan hanya sekedar mencari untung semata. Bravo 100 Tahun Kebangkitan Bangsa?


Tidak ada komentar: